Dasar Konstruksi Bendungan

Dasar Konstruksi Bendungan – Bendungan merupakan sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengepang air ataupun meninggikan permukaan air. Pembuatannya didesain sedemikian rupa agar air melewati atas mercunya.

Dasar Konstruksi Bendungan

Oleh karena itu bendungan harus dipastikan dibuat dari bahan atau material yang kuat untuk menahan luapan air dari sumbernya. Pada dasarnya bangunan bendungan terdiri dari beton atau pasangan batu kali atau batu gunung.

Kekuatan beton tersebut tentu harus dipastikan mampu menahan debit air, biasanya dalam pembuatan bendungan akan digunakan alat uji NDT untuk memastikan kekuatan dari beton bangunan tersebut. Selain itu bentuk bendungan juga harus memenuhi syarat tidak akan tergeser dan tidak akan terguling saat menahan aliran air.

Dasar Konstruksi Bendungan

Pembuatan bendungan juga harus dibuat kuat agar tidak tergerus oleh air yang terjun yang dalam pembuatannya sering diberi lantai dari pasangan batu. Bangunan bendungan sendiri juga harus sungguh – sungguh dapat berfungsi untuk menahan air dan tidak boleh ada sebagian air yang mengalir melalui bawah bendungan.

Batu yang digunakan dalam pembuatan bendungan harus dipastikan keras, dengan celah yang tipis. Selain itu tembok dan dinding untuk tebing sungai dibuat paling tidak 80 cm – 100 cm di atas kedudukan air.

Kemudian untuk melindungi tepi – tepi tersebut dibuatlah pasangan pada tebing sungai, baik untuk sebelum hulu bendung maupun hilir. Hulu bendung dibuat sepanjang 10 – 15 meter sedangkan hilirnya dengan panjang 15 – 25 meter.

Tempat bendung akan mendapatkan olakan air yang paling besar sehingga sangat berpotensi merusak bendungan. Karenanya dinding ini dibuat menggunakan pasangan batu, pasangan batu pelindung dinding tebing. Dinding ini kemudian diakhiri dengan bentuk kerucut yang dimasukkan ke dalam tanah lebih dari 1 meter yang digunakan untuk meminimalisir penggerusan.

Membangun sebuah bendungan juga ditentukan berdasarkan kekuatan tanahnya, sifat – sifatnya dan jenis tanah. Oleh karena itu proses penyelidikan tanah seperti proses penyondiran dan pengumpulan data, guna mengetahui jenis – jenis dan sifat – sifat tanah harus dilakukan lebih dahulu sebelum membangun bendungan.

Disini contoh atau sampel tanah akan diambil untuk diteliti sifat dan jenisnya guna membangun pondasi sebuah bangunan bendungan. Selanjutnya tebing – tebing dan dasar sungai akan dilengkapi dengan lapisan batu kosong atau diberi lapisan pasangan batu maupun beton yang berguna untuk menahan tenaga air yang besar. Sedangkan di bagian hilir bendung biasanya terdapat sebuah ruangan dimana air bergolak – golak yang disebut dengan kolam peredam energi.

Selain itu penguatan tepi sungai atau pembuatan tanggul juga perlu dipertimbangkan, hal ini berguna sebagai penangkis banjir yang panjang. Bagian ini juga menghubungkan antara tanggul penangkis tersebut dengan tanah yang tinggi. Pembuatan perlindungan dasar sungai di bagian hilir ini dibuat menggunakan lantai dan sebaiknya ditambah dengan pasangan batu kosong atau dengan blok – blok beton.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *