Manfaat Alat Pengukur dan Uji Kadar Air di Bidang Pertanian Indonesia
Bagaimana Caranya Agar Benih padi tidak cepat busuk ?? kemudian ada solusikah tentang bagaimana pula agar kita mendorong menghasilkan benih varietas unggul bermutu ?
Pertanyaan yang sering berkecamuk pada kita semua khususnya bagi para petani. Masalah ini timbul antara lain terutama dari tingkat kadar air yang tidak sesuai yang kemudian menyebabkan benih padi mengalami pembusukan.
Dampaknya adalah terjadinya perkecambahan dalam keadaan lingkungan yang kelembabannya dan kadar airnya tidak sesuai. Kemudian para tenaga ahli juga para mahasiswa akhirnya mengadakan berbagai macam penelitian dimana mereka mengadakan berbagai macam riset antara lain dengan salah satu alat pengukur atau alat penguji kadar air. Alat yang mereka buat diharapkan mampu menunjukkan kadar air yang sesuai dengan kelembaban yang dibutuhkan untuk pertumbuhan benih padi tersebut.
Dengan alat instrumen ini merupakan mikrokontroller tertentu yang mampu membaca kadar air dalam benih padi dengan baik serta akurat ini, sangat diharapkan dapat mendorong menghasilkan benih varietas unggul bermutu. Diharapkan juga mampu mendorong produktivitas hasil panen nanti. Alat digital yang dilengkapi dengan hardware dan komponen tertentu yang diharapkan dapat mendorong menghasilkan benih varietas unggul bermutu serta mendorong menghasilkan benih varitas bibit unggul bermutu tinggi. Riset yang dilakukan para Ahli serta Mahasiswa yang sangat membantu dan mendukung masyarakat pada umumnya juga petani pada khususnya dalam bidang pertanian di Indonesia sehingga semakin maju.
Tanaman padi termasuk famili Gramineae,merupakan tanaman yang termasuk pada golongan tanaman semusim, bentuk batang bulat berongga, daunnya memanjang seperti pita yang berdiri tegak pada ruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang. Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok yaitu organ vegetatif dan organ generatif(reproduktif). Bagian vegetatif meliputi : akar,batang dan daun, sedangkan pada bagian generatif terdiri dari malai,bunga padi dan buah padi.
Pengolahan benih padi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan benih padi yang bermutu tinggi. Proses pengolahan benih tersebut antara lain meliputi kegiatan : penerimaan hasil panen, pengeringan, pembersihan/sortasi, pengujian , pengemasan dan penyimpanan. Setiap kegiatan dari rangkaian proses pengolahan benih tersebut akan sangat mempengaruhi mutu/kualitas benih yang dihasilkan.
Proses pengeringan merupakan salah satu proses yang dapat mempengaruhi mutu/kualitas benih yang dihasilkan. Pada prinsipnya pengeringan merupakan proses penurunan kadar air calon benih sampai nilai yang dikehendaki sehingga diperoleh benih yang dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kadar air benih padi yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 13 %.
Dalam industri perbenihan, penyimpanan benih bertujuan untuk dapat mempertahankan mutu fisiologis benih yang sudah mencapai titik maksimum pada saat masak fisiologis dalam periode selama mungkin. Penyimpanan benih ini berperan dalam menunjang ketersediaan pasokan benih bermutu secara tepat waktu dan berkesinambungan. Sehingga kebutuhan petani akan benih di setiap daerah dapat terpenuhi.
Benih biasanya disimpan di dalam suatu kemasan. Pengemasan benih ini merupakan suatu usaha atau perlakuan yang bertujuan untuk melindungi fisik benih agar daya tumbuh dan atau daya berkecambahnya dapat dipertahankan. Jenis kemasan benih antara lain dapat dibedakan menjadi :
a. Kemasan yang kedap air (alumunium foil, kaleng, dsb)
b. Kemasan yang resisten terhadap kelembaban (kantong plastik)
c. Kemasan yang porous/sarang (kain, karung goni, karung plastik, dsb).
Produk benih padi yang siap dipasarkan biasanya dikemas dengan kemasan plastik yang resisten terhadap kelembaban udara. Namun ketika disimpan di gudang penyimpanan sebelum dipasarkan, benih tersebut dikemas dengan karung plastik/karung goni.
Benih yang disimpan di tempat penyimpanan benih, mempunyai umur simpan tertentu karena benih merupakan benda hidup yang masih melakukan proses respirasi/pernafasan. Vigor dan viabilitas benih tersebut akan mengalami kemunduran atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘deteriorasi’. Semakin lama, mutu benih yang disimpan akan semakin berkurang dari kondisi awal. Oleh karena itu, lama penyimpanan benih sampai benih tersebut ditanam akan sangat mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan.